Diberdayakan oleh Blogger.
Banyak Membaca Banyak Tau!!!
Pasang Iklan Gratis
Pasang Iklan Gratis

GAIRAH SEKSUAL MENINGKAT MELALUI OLAHRAGA



Bagi pasangan yang sudah menikah, kebutuhan sex merupakan hal yang penting. Namun jika tidak ada gairah seksual antara pasangannya, maka hubungan pun kurang bahagia rasanya khususnya secara bathin. Berikut ada beberapa jenis olahraga yang mampu meningkatkan gairah seksual Anda, seperti yang saya kutip dari situs detik.com:
1.     Pilates
Sebuah studi menemukan bahwa orang dewasa yang mengikuti kelas Pilates selama 12 minggu memiliki fleksibilitas dan stamina yang lebih baik, serta meningkatkan kekuatan perut, yang kesemuanya bisa mempengaruhi performa bercinta. Dengan kondisi tubuh yang lebih fleksibel Anda juga bisa mencoba berbagai posisi baru, yang bisa menambah keharmonisan rumah tangga.
2.     Yoga bikram
Yoga bikram merupakan yoga yang dilakukan selama 90 menit dengan 26 posisi yang dilakukan dalam ruangan yang dipanaskan sampai minimum 105 derajat fahrenheit (40,5 derajat celsius). Panas yang terasa di dalam ruang latihan yoga ini dapat membuat Anda bermandi keringat dan membuat rasa puas seperti orgasme.
Para ilmuwan telah menjelaskan bahwa semakin berkeringat semakin baik untuk tubuh karena kelenjar keringat melepaskan hormon yang disebut androstadienone, yang bisa membuat perempuan 'on' saat mencium baunya.
Bahkan peneliti dari University of California menemukan bahwa wanita yang mencium androstadienone mengalami peningkatan gairah seksual hingga 200 persen. Yoga bikram juga akan mengurangi tingkat stres dan membantu Anda tidur lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan gairah seks.
3.     Voli pantai
Bermain voli pantai akan membuat Anda banyak mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. Studi telah menemukan bahwa vitamin D dapat meningkatkan kadar testosteron. Hanya satu jam di bawah sinar matahari secara signifikan dapat meningkatkan hormon seks ini.
4.     Lari
Berlari adalah cara efektif untuk membersihkan tubuh dari hal-hal yang membuat stres, ketegangan energi dan kelebihan adrenalin. Seperti diketahui, stres adalah pembunuh libido utama. Jika Anda stres keinginan untuk berhubungan seks pun menurun drastis. Oleh karena itu, jogging atau berlari akan menurunkan tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan gairah seks.
5.     Sepak bola
Bermain sepak bola dapat meningkatkan kadar testosteron hingga 30 persen dan peningkatan testosteron pada gilirannya dapat meningkatkan libido Anda.
1 Comments | Read More→

Dimensi Psikis Manusia Menurut Perspektif Islam




1.      An-Nafs
Pengertian Al-nafs menurut Al Qur`an, dapat disimpulkan dengan satu pernyataan bahwa nafs adalah makhluk yang memiliki eksistensi, sifat dan karakteristik khusus. Oleh karena itu, dalam pengertian ini dapat mengalami kematian dan kebinasaan sebagaiman makhluk -makhluk lainnya.
Nafs dalam arti jiwa telah di bicarakan para ahli sejak kurun waktu yang sangat lama. Dalam persoalan  nafs telah di bahas dalam kajian filsafat, psikologi dan juga ilmu tasawuf sendiri. Dalam filsafat,jiwa di anggap merupakan subtansi materi, sehingga manusia di pandang memiliki jiwa dan raga, jiwa merupakan suatu kemampuan, yakni semacam pelaku atau pengaruh dalam kegiatan -kegiatan, jiwa semata -mata sebagai sejenis proses yang tampak pada organisme -organisme hidup, jiwa senada dengan tingkah laku. Dalam psikologi, jiwa di hubungkan dengan tingkah laku, psikologi mengkaji perbuatan -perbuatan yang di pandang sebagai gejala -gejala jiwa. Teori -teori psikologi baik psikoanalisa, behaviorisme maupun humanisme memandang jiwa sebagai suatu yang berada di belakang tingkah laku. Dalam tasawuf ,nafs diartikan sesuatu yang melahirkan sifat tercela, al -Ghozali (W. 1111 M) misalnya, menyebut nafs sebagai pusat potensi marah dan syahwat pada manusia.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, nafs ( nafsu ) juga di fahami sebagai dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik, padahal dalam al -Qur`an,nafs tidak selalu berkonotasi negative. Nafs dalam konteks manusia menunjukkan kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Selain itu juga tentang hakikat menusia atau sekurang -kurangnya tentang sifat -sifat yang secara alami melekat pada manusia, atau hokum -hokum yang berlaku pada kejiwaan manusia. Menurut sastra arab kuno menggunakan kata nafs untuk menyebut diri,seseorang sementara kata roh digunakan untuk menyebut nafas dan angina. Pada masa awal turunnya al- Qur`an, kata nafs digunakan untuk menyebut jiwa atau sisi dalam manusia, sementara roh digunakan untuk menyebut malaikat jibril atau anugrah ketuhanan yang istimewa. Baru periode setelah al -Qur`an secara keseluruhan memasyarakat di dunia islam, nafs digunakan oleh literature arab untuk menyebut jiwa dan roh secara silang dan keduanya digunakan untuk menyebut rohani, malaikat dan jin. Bahasa arab juga menggunakan istilah nafsiyun (ﻨﻔﺴﻲ) dan nafsaniyun (ﻨﻔﺴﺍ ﻨﺴﻲ) untuk menyebut hal -hal yang berhubungan dengan nafs.
2.      Al-Qolbu
Qalbu merupakan salah satu istilah–berasal dari bahasa Arab yang sudah diadaptasi (dipinjam) oleh bahasa Indonesia –dan dieja menjadi kalbu dan digunakan dalam arti hati atau hati nurani. Padahal makna generiknya adalah: membalik (yang berada di atas menjadi di bawah; yang di kanan menjadi di kiri; yang nyata menjadi tidak nyata); berpaling; berubah; marah; inti, esensi dan jantung (Anis, II, 1970: 753 dan Wehr, 1980: 784). Qalbu memang menjadi salah satu ukuran kualitas manusia. Karena itu, kita sering mendengar ungkapan: berhati emas, berhati baja, berhati iblis, berhati mulia. Sifat-sifat manusia, yang baik maupun yang buruk, juga sering dilukiskan dengan menggunakan idiom hati, seperti: iri hati, panas hati, gelap hati, besar hati, kelembutan hati, jatuh hati, kecil hati, dan sebagainya.
Qalbu merupakan salah satu karunia Allah Swt. yang sifat dan fungsinya luar biasa besar dalam kehidupan manusia, sehingga tidak jarang kita menemui ungkapan: "Dalamnya laut dapat diduga; dalamnya hati siapa tahu". "Hatiku tidak dapat dibohongi." "Hati adalah pangkal pahala dan dosa," kata Ebied G. Ade. Dalam al-Qur'an Qalb disebut sebagai  alat untuk memahami  realitas dan nilai-nilai (QS. al-Hajj [22]: 46). Qalb hanya menampung hal-hal yang disadari, dan keputusan yang diambil oleh qalb berimplikasi pahala dan dosa (Mubarok, 2001: 6). Oleh karena itu, Allah pada hari kiamat tidak akan melihat rupa dan fisik kita, tetapi yang dilihat (dan dinilai) oleh-Nya adalah hati dan amal perbuatan kita (HR. Muslim)
3.     Ar-Ruh
Ruh dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut jiwa, nyawa, nafas, wahyu, malaikat, perintah dan rahmat. Jika kata ruhani dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menyebut lawan dari dimensi jasmani, maka dalam bahasa Arab kataruhaniyyun digunakan untuk menyebut semua jenis makhluk halus yang tidak berjasad, seperti: malaikat dan jin (Mubarok, 2001:10). Al-Qur'an, antara lain, menggunakan kata ruh untuk menunjukkan makna nyawa menyebabkan seseorang masih tetap hidup (QS. al-Isra' [17]: 85), malaikat (QS. al-Syu'ara' [26]: 193), rahmat Allah (QS. al-Mujadalah [58]: 22) dan al-Qur'an (QS. al-Syura [42]: 52). Mengenai ruh manusia, meski disebutkan  ada proses peniupan ruh ke dalam tubuh manusia (QS. al-Shaffat [37]: 7-9), tetapi dari ayat itu juga dapat dipahami bahwa ruh itu semacam sinergi dari elemen-elemen sistem organ tubuh. Artinya ketika organ-organ tubuh manusia semuanya berfungsi maka ruh hadir, dan ketika tidak berfungsi, ruh menghilang, sehingga kehadiran ruh dapat dipahami sebagai sunnatullah (hukum Allah) yang dapat dirumuskan dengan: jika x maka y.
4.      Al-Aql
Kata akal berasal dari kata dalam bahasa Arab, al-‘aql. Kata al-‘aql adalah mashdar dari kata ‘aqola -ya’qilu -‘aqlan yang maknanya adalah “ fahima wa tadabbaro “ yang artinya “paham (tahu, mengerti) dan memikirkan (menimbang) “. Maka al-‘aql, sebagai mashdarnya, maknanya adalah “ kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu “. Sesuatu itu bisa ungkapan, penjelasan, fenomena, dan lain-lain, semua yang ditangkap oleh panca indra.

Letak akal
Dikatakan di dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 46, yang artinya,” Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi lalu ada bagi mereka al-qolb (yang dengan al-qolb itu) mereka memahami (dan memikirkan) dengannya atau ada bagi mereka telinga (yang dengan telinga itu) mereka mendengarkan dengannya, maka sesungguhnya tidak buta mata mereka tapi al-qolb (mereka) yang di dalam dada.” Dari ayat ini maka kita tahu bahwa al-’aql itu ada di dalam al-qolb, karena, seperti yang dikatakan dalam ayat tersebut, memahami dan memikirkan (ya’qilu) itu dengan al-qolb dan kerja memahami dan memikirkan itu dilakukan oleh al-‘aql maka tentu al-‘aql ada di dalam al-qolb, dan al-qolb ada di dalam dada. Yang dimaksud dengan al-qolb tentu adalah jantung, bukan hati dalam arti yang sebenarnya karena ia tidak berada di dalam dada, dan hati dalam arti yang sebenarnya padanan katanya dalam bahasa Arab adalah al-kabd.
5.      Al-Fitrah
Dalam Alqur’an, kata fitrah berasal dari kata fathara. Fitrah mengandung arti “yang mula-mula diciptakan Allah”, “keadaan yang mula-mula”, “yang asal”, atau “yang awal”. Jika melihat firman Allah dalam surat al-An’am ayat 79, sebuah surat yang sangat dikenal karena sering dilafadzkan dalam pembukaan shalat, sebelum membaca al-Fatihah, yang bunyinya adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S. al An’am [6]: 79).
Kata fitrah dalam konteks ayat ini (fathara) dikaitkan dengan pengertian hanif, yang jika diterjemahkan secara bebas menjadi “cenderung kepada agama yang benar”. Dari pengertian tersebut, timbul suatu teori, bahwa agama umat manusia yang paling asli adalah menyembah kepada Allah. Dan disinilah sejatinya letak fitrah manusia. Disebutkan dalam Alqur’an surat al-A’raf ayat 172, bahwa fitrah manusia ditandai dengan perjanjian manusia dengan Allah segera setelah manusia diciptakan:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari rahim mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (Q.S. al-A’raf [7] 172).
Memang, tidak selamanya manusia tetap dalam ikatan perjanjian dengan Allah sebagaimana tergambar dalam surat al-A’raf itu. Manusia juga memiliki potensi negatif, sebagaimana firman Allah SWT: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Q.S. Asy Syams [91]: 8). Seiring perkembangan usia dan pergaulannya, manusia hampir selalu menodai perjanjian itu atau bahkan memutuskannya. Pada kondisi seperti inilah manusia sebenarnya telah jauh dari ajaran-ajaran agama, karena lebih memberati dorongan nafsu, dorongan-dorongan untuk melakukan kejelekan dan kemaksiatan. Manusia lupa akan fitrahnya, lupa akan asal mulanya, lupa dengan janjinya kepada Allah.
6.      As-Shodru
As-Shodru secara bahasa artinya dada, as-shodru merupakan salah satu lapisan hati yang berisi nafsu amarah dan nafsu syahwat.
Orang disebut kafaru (kafir) apabila ia menutup Qolbunya dengan hawa nafsu, sehingga cahaya Iman-nya tidak keluar.  Itulah yang disebut dalam Surat Al Baqarah ayat 7 : Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka ditutup. Dan  bagi mereka siksa yang amat berat.
Ada sekat yang menutupi, sehingga Iman-nya tidak bisa berperan.  Padahal asal-mulanya, sebelum manusia itu lahir ke dunia, ketika masih di alam arwah  imannya berperan.  Karena perjalanan waktu  maka Ash Shodru-nya ditutup dengan hawa nafsu, syahwat dan pikiran-pikiran yang menentang AlQur’an, menentang Islam, menentang Allah subhanahu wata’ala serta menentang Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.  Sehingga mereka disebut kafaru (kafir).
7.      Al-fuad
Al-Fu'ad adalah bagian dari pada hati yang berkaitan dengan ma'rifat. Al-fu'ad adalah tempat melihat dan bagian hati adalah pengetahuan jika pengetahuan dan ru’yah disatukan, sesuatu yang tidak dapat terlihat dapat diketahui dan seseorang hamba menjadi yakin. Al-Fu'ad merupakan tempat ma'rifat dan rahasia-rahasia, alat penglihat batin setiap kali seseorang mendapat sesuatu yang bermanfaat, maka yang pertama kali merasakan manfaat adalah fu'ad, lalu Qalb. Al-fu'ad terletak ditengah-tengah Qalb, sedangkan Qalb berada di tengah-tengah Shadr.
Al-fu'ad merupakan potensi Qalb yang berkaitan dengan indrawi, mengolah informasi yang sering dilambangkan berada dalam otak manusia. fu'ad mempunyai tanggung jawab intelektual yang jujur kepada apa yang dilihatnya. Potensi ini cenderung dan selalu merujuk pada objektivitas, kejujuran dan jauh dari berbohong. Qalb diberikan potensi pikir, yaitu hati dalam bentuk fu'ad. Kemampuan untuk mengolah, memilih, dan memutuskan segala informasi ruang akal, berpikir, bertafakkur, memilih dan mengolah data yang masuk dalam qalb manusia. Sehingga lahirlah ilmu pengetahuan yang bermuatan moral Al-Fu'ad yang ada dalam al-Qur'an merupakan simbol dalam penyebutan arti al-fu'ad adalah al Qalb karena bisa mengebu-mengebu dan menyala-menyala al fu'ad dimiliki oleh manusia dan hewan yang memiliki Qalb dan pula yang mengatakan al-fu'ad ditengah-tengah Qalb. Selain itu juga ada yang menyatakan kata al-fu'ad: penutup Qalb atau kulit Qalb. Jika fuad adalah isi/biji maka Qalb adalah bungkusan paling luar/kulitnya.

SUMBER
Jaelani, A.F. 1997. Penyucian Jiwa (Tazkiyatun Al-Qur’an- nafs). Jakarta: Amzah.
________2002. Ensiklopedi Islam (kal-nah). Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2002, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
 www.alsofwah.or.id
0 Comments | Read More→