Definisi Aging (proses penuaan)
Aging
atau penuaan berhubungan dengan adanya dua fenomena, yaitu penurunan
fisiologik tubuh dan peningkatan terjadinya penyakit (Fowler, 2003). Dengan
kata lain, aging adalah suatu proses
fisiologis yang akan di alami oleh semua mahluk hidup (Wibowo, 2003).
Definisi aging
menurut American Academy of
Anti-Aging Medicine (A4M) adalah kelemahan dan kegagalan
fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal
disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah
dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
Anggapan dahulu bahwa menjadi tua memang hal yang wajar,
alamiah dan tidak bisa diintervensi, tetapi
hal ini dipatahkan sejak penelitian Rudman yang
dipublikasikan bahwa menjadi tua adalah suatu penyakit yang
bisa dicegah dan dalam
batas tertentu bisa disembuhkan (Djuanda, 2005).
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Perkembangan Usia
Lanjut
Memahami
perkembangan usia lanjut (lansia) adalah bentuk pembelajaran sekaligus pengorbanan pada
orangtua karena usia lanjut bagi sebagian orang adalah salah satu hal yang tidak
diinginkan. Ada perasaan takut, takut merepotkan anak, tak bisa mengurus diri
sendiri, jadi pemicu masalah dan banyak hal lainnya.
Bagi setiap orang yang sedang mengalami proses perkembagan
menuju usia lanjut perlu memahami segala perubahan. Perubahan yang barangkali tidak
dipahami dan tidak disadari. Lansia akan membuat seseorang mengalami penurunan
semua fungsi indera, lansia juga akan menurunkan kemampuan motorik. Bagi
orang-orang disekitarnya, yang memiliki orangtua atau kakek dan nenek yang
menapaki lansia juga perlu memahami perkembangan mereka. Pemahaman tersebut
akan sangat membantu mengurusi dan memberi perhatian lebih pada anggota
keluarga yang memasuki usia lanjut. Oleh karena itu, menurut Havighurst
(Hurlock, 1999) sebagian tugas perkembangan usia lanjut (lansia) lebih banyak
berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain.
Memahami hal ini akan sangat bermanfaat untuk yang sedang memasuki tahap
perkembangan lansia. Hal itu juga akan sangat berguna bagi yang memiliki
anggota keluarga yang dalam masa lansia. Adapun tugas perkembangan tersebut
antara lain:
1. Menyesuaikan diri dengan
menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
Hal ini sering
diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam
maupun di luar rumah. Mereka diharapkan untuk mencari kegiatan sebagai
pengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagaian besar waktu kala
mereka masih muda.
2. Menyesuaikan diri dengan masa
pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga
Pada usia ini, lansia
sudah memasuki masa pensiun dan tidak bekerja lagi, sehingga pemasukan yang ada
hanya berasal dari dana pensiun maupun dari pemberian anak-anak mereka.
3. Menyesuaikan diri dengan
kematian pasangan hidup
Sebagaian besar orang lansia perlu mempersiapkan dan
menyesuaikan diri dengan peristiwa kematian suami atau istri. Kejadian seperti
ini lebih menjadi masalah dengan peristiwa kematian suami atau istri. Dimana
kematian suami berarti berkurangnya pendapatan dan timbul bahaya karena hidup
sendiri dan melakukan perubahan dalam aturan hidup.
4. Membentuk hubungan dengan
orang-orang yang sesuai
Pada lansia, mereka
membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia mereka, untuk menghindari
kesepian akibat ditinggalkan anak yang tumbuh besar dan masa pensiun. Walaupun
begitu, tidak disarankan untuk menitipkan mereka ke panti jompo. Ini adalah
saatnya bagi orang-orang disekitarnya untuk merawat dan mengurangi rasa
kesepiannya. Membangun hubungan emosional dan sosial dengan mereka akan
mengurangi rasa kesepian yang kadang mereka rasakan.
5. Membentuk pengaturan kehidupan
fisik yang memuaskan
Menyadari bahwa menurunnya kesehatan dan fungsi-fungsi
fisik, pada masa lansia mereka berusaha untuk mempertahankan dan mengatur
kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu berolahraga
maupun mengatur pola makan.
6. Menyesuaikan diri dengan peran
sosial secara luwes
Pada lansia, individu
mengalami perubahan peran. Dimana, para lansia mempunyai pengalaman lebih
daripada orang yang lebih muda, sehingga peran lansia biasanya diminta untuk
memberi pendapat, masukan ataupun kritikan, dan partisipasi lansia terhadap
kehidupan sosial. Pemberian peran tersebut akan membuat kesehatan fikir dan
fisiknya akan terjaga baik. Termasuk mengurangi percepatan kepikunan. Lansia
(usia lanjut) akan dialami oleh tiap orang. Masa itu adalah takdir yang tak
bisa ditolak oleh siapapun. Oleh karena itu, pemahaman terhadap perkembangan
lansia (lanjut usia) sangat bermanfaat merawat dan memberi perhatian pada
mereka. Juga akan berguna bagi kita nanti saat memasuki masa lansia.
Teori Ericson Usia Lanjut
Tahap Erikson :
Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan)
Periode Perkembangan :
masa akhir dewasa (60 tahunan)
·
Karakteristik :
Masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam
kehidupan kita, harapan positif.
1.
Kehidupan baik : merasa puas / integritas.
2.
Masa lalu
negatif : keputusasaan.
3.
Memaknai yang
terjadi, merevisi dan memperluas pemahaman. Pada tahap ini, memiliki tiga makna
biologis, emosional dan terpencil.
Masa ini dimulai sekitar usia 60, ketika seseorang mulai
meninggalkan masa-masa aktif di masyarakat dan bersiap untuk hidup lebih
menyendiri. Sangat berbeda dengan
rata-rata orang yang ketakutan dengan datangnya usia tua, maka bagi Erikson,
ini adalah masa yang sama pentingnya dengan fase-fase sebelumnya. Bahkan, masa ini merupakan masa yang paling
penting karena ini adalah masa terakhir di mana kita harus bersiap untuk
meninggalkan dunia ini. Tugas kita saat ini adalah mengembangkan "ego
integrity", Integritas Diri, suatu rasa harga diri untuk tidak takut mati
karena telah melalui hidup.
Lawan dari rasa integritas diri ini adalah Despair atau rasa
putus asa. Orang-orang yang putus asa pada masa usia lanjut ini ditandai dengan
:
1.
meluapnya rasa
jijik pada diri mereka sendiri,
2.
jijik terhadap
kegagalan mereka,
3.
jijik dengan cara
mereka menyia-nyiakan hidup.
4.
Orang-orang ini
seringkali penuh amarah pada mereka yang juga gagal, menganggap itu hasil
kebodohan Orang-orang itu sendiri.
5.
Namun juga
marah dan iri pada yang berhasil.
Intinya,
sebagian besar Orang-orang ini putus asa dan memandang hidup dengan negatif. Kenapa putus asa? karena masa-masa ini memang penuh dengan
hal-hal yang membuat kita bisa sengsara secara emosional. Fisik yang makin melemah membuat banyak orang
lanjut usia makin tergantung pada orang lain. Celakanya ketergantungan ini
dibarengi oleh berkurangnya kemampuan cari uang dan menurunnya manfaat bagi
orang lain.
Wanita mengalami hal khusus dengan datangnya menopause dan
banyak yang melihat datangnya menopause ini sebagai masa pintu gerbang menuju
masa tua yang dipenuhi oleh penyakit-penyakit seperti kanker payudara, kanker rahim, dan osteoporosis. Lelaki yang
hidup dari kepedulian dan kepekaan orang sekeliling sebagai pencari uang kini
hilang kemampuan cari uangnya padahal keinginan diperdulikan semakin besar. Kemudian,
teman dan saudara mulai menghilang, ada yang meninggal, ada yang pindah
diboyong keluarganya ke tempat lain dan ada yang levelnya sudah ganti (jadi jauh
lebih kaya atau jauh lebih miskin) sehingga menjadi sulit berhubungan lagi.
Paling berat adalah memory dan regret. Sangat jarang ada orang tua yang tidak
menyesali masa lalunya, masa di mana mereka seharusnya melakukan hal yang
seharusnya. Rata-rata mereka berharap melakukan hal-hal yang kini akhirnya
berdampak buruk seperti:
1.
bersekolah
lebih giat,
2.
tidak berteman
dengan si A,
3.
lebih sayang
pada anak atau menantunya, dll.
Yang unik dari kenangan ini adalah bahwa mereka tidak punya
kesempatan untuk memperbaiki sehingga ada penyesalan tapi tidak ada pengobatan.
Mereka yang berhasil mengembangkan Ego Integrity, masih memiliki penyesalan
tetapi mereka telah berdamai dengan masa lalu, menerima bahwa ada hal yang bisa
mereka lakukan dengan lebih baik, dan ada hal yang mereka telah lakukan sebaik
mungkin, dilihat dari konteks saat itu.
Dan mereka ini siap apabila harus meninggal. Kalau mereka yang "Despair"
atau putus asa ini memiliki rasa "Disdain" atau jijik pada hidup,
maka mereka yang putus asa ini menginginkan keluarganya berhasil supaya tidak
seperti dia. Tetapi caranya agak cenderung memaksa, memarahi dan menyesali
sehingga membuat orang-orang di dekatnya kebingungan melayaninya karena
melakukan kesalahan terus.
Faktor-faktor kesehatan mental usia lanjut
Kesehatan
mental secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh factor
biologis yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya otak,
system endokrin, genetik, sensorik. Kesehatan mental merupakan suatu komponen mayor dari keberhasilan
proses menua bersama dengan kesehatan fisik pendapatan yang adekuat dan support
system yang adekuat (keluarga, teman, kegiatan agama dan tetangga) (Anette
G.L., 1996).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan mental :
·
Pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa.
·
Kesehatan umum
·
Tingkat pendidikan
·
Hereditas
·
Lingkungan
Masalah-masalah kesehatan mental
pada usia lanjut :
1.
Menurut wahyudi nugroho, dalam keperawatan
gerontology, gangguan mental pada lansia sebagai berikut :
§ Agresi
§ Kemarahan
§ Kecemasan
§ Kekacauan
mental
§ Penolakan
§ Ketergantungan
§ Depresi
§ Manipulasi
§ Mengalami
rasa sakit
§ Kehilangan
rasa sedih dan kecewa.
2.
Menurut Anetta G.L. dalam gerontology nursing :
a)
Depresi
Depresi
adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu
penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau
perasaan marah yang dalam.
Pengkajian
pada pasien depresi akan diperoleh data sebagai berikut :
·
Pandangan kosong
·
Kurang/hilangnya perhatian diri, orang
lain/lingkungannya.
·
Inisiatif menurun
·
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
·
Aktifitas menurun
·
Kurang minat nafsu makan
·
Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat,
sedih atau cepat capek disepanjang waktu, mungkin susah tidaur disiang hari.
b)
Bunuh
diri
Faktor resiko terjadinya bunuh diri pada usia lanjut :
·
Umur/usia yang terlalu tua (75 – 85 tahun)
·
Social ekonomi yang rendah
·
Laki-laki
·
Hidup sendiri
·
Sakit fisik
·
Nyeri kronis
·
Kematian pasangan
·
Kehilangan yang lain
·
Penyalahgunaan zat
·
Riwayat keluarga dengan bunuh diri
·
Ketakutan
·
Isolasi social
·
Gangguan tidur kronis
·
Depresi
c)
Schizophrenia
d)
Paranoid
Sering
terjadi pada perempuan yang tidak diketahui sebabnya. Terjadi gangguan
keseimbangan penglihatan dan pendengaran isolasi, tidak percaya, merasa tidak
berdaya ketergantungan perawatan diri.
·
Ketidakseimbangan interaksi social
·
Kecemasan
Adalah
perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Ini
terjadi reaksi terhadap suatu yang dialami oleh seseorang. Kemungkinan data
yang diperoleh pada pengkajian :
·
Bicara cepat
·
Meremas-remas tangannya
·
Berulang-ulang bertanya
·
Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak mengerti
penjelasan-penjelasan
·
Tidak mampu menyimpan informasi-informasi yang
diberikan
·
Gelisah
·
Keluhan-keluhan badan
·
Kedinginan dan telapak tangan lembab
e)
Retardasi
mental
f)
Alzeimer
Contoh Kasus
Usianya sudah 81 tahun
lebih, tetapi secara umum kondisi fisiknya masih baik. Badannya masih tampak
bugar untuk ukuran seusianya. Walaupun, bila berjalan harus dituntun agar lebih
seimbang secara umum fisiknya menunjukkan bahwa kakek ini masih cukup segar di
usianya yang memasuki kepala delapan. Pemeriksaan fisik pun menyatakan
demikian, jantung dan parunya masih dalam batas normal. Walaupun sudah lebih
dari 20 tahun ini menggunakan antihipertensi, namun hal tersebut tidak
mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darahnya saat ini. Sayangnya tidak
demikian dengan kondisi mental emosionalnya. Selain mengalami penurunan suasana
perasaan dan kurangnya gairah hidup, pasien juga mengalami gangguan daya ingat
yang nyata terlihat.
Penurunan
daya ingat sebenarnya sudah berlangsung lama, sekitar 5 tahun belakangan ini, namun
semakin diperparah sejak pasien ditinggalkan oleh istrinya tercinta. Kondisi
depresi memperparah gangguan kognitif yang dideritanya. Sudah sejak dua tahun
belakangan ini, pasien menjadi salah satu pasien lansia yang saya rawat.
Pengobatan dengan obat antidepresan dan antidemensia diberikan kepada pasien
karena kondisi sakitnya saat ini.
Anak pasien
yang tinggal dengan pasien mengatakan pasien dibawa ke psikiater awalnya karena
kondisi depresi yang nyata pasca kehilangan istri yang meninggal, namun
belakangan gangguan kognitifnya pun semakin menjadi-jadi dan dirasakan perlu
penanganan segera. Saat ini, kondisi gejala depresi sudah jauh membaik dan
penurunan kognitif yang nyata sudah tidak tampak lagi.
·
Depresi Pada Lansia
Kecenderungan mengalami depresi meningkat
sejalan bertambahnya usia. Kaum lansia merupakan salah satu kelompok orang yang
rentan mengalami depresi sepanjang hidupnya. Sekitar 1-5% populasi lansia
mengalami gangguan depresi. Angka ini bertambah besar sampai 13.5% pada lansia
yang mengalami gangguan medis dan harus mendapatkan perawatan di rawat inap.
Kondisi depresi pada pasien lansia banyak dihubungkan dengan kebugaran
fisiknya.
Orang lansia yang mengalami kondisi medis
umum terkait dengan penyakit degeneratif (hipertensi,kencing manis,rematik)
lebih rentan mengalami depresi dibandingkan yang tidak. Selain itu sindrom
“sarang burung kosong” atau Empty Nest Syndrome (seringkali ditulis dengan
pendekatan bahasa dan bunyi kata menjadi Emptiness Syndrome atau sindrom
kesepian) akibat kehilangan anak atau keluarga yang biasanya mendampingi. Ini
biasanya terjadi pada lansia yang ditinggalkan anaknya menikah atau pisah dari
rumahnya selama ini. Gangguan depresi pada lansia bisa terjadi dengan berbagai
gejala, paling banyak dilaporkan adalah adanya gejala-gejala fisik. Insomnia
atau sulit tidur, nyeri otot dan sendi, gangguan cemas dan kurang nafsu makan
adalah gejala-gejala depresi yang sering timbul pada lansia. Gejala-gejala
fisik ini akan menjadi sulit dibedakan dengan gejala fisik pada kondisi medis
umum karena sering kali mirip dan merupakan bagian yang saling mempengaruhi. Untuk
itulah, dokter yang merawat pasien lansia harus memahami betul konsep
biopsikososial dan psikosomatik medis ketika menangani pasien lansia karena
gejala-gejala gangguan kejiwaan tersering pada lansia seperti depresi bisa
bermanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.
·
Pikun Itu Penyakit
Gangguan kognitif seperti menurunnya daya
ingat pada lansia sering dianggap hal yang biasa. Padahal penurunan kognitif
termasuk daya ingat ini adalah suatu gangguan jiwa yang paling sering dialami, tetapi
tidak dideteksi dan ditangani secara baik pada pasien-pasien lansia. Walaupun
dianggap biasa, sebenarnya tidak semua lansia akan mengalami penurunan kognitif
apalagi yang sampai dikategorikan mengalami demensia atau penyakit pikun. Kebanyakan
masih berkisar di awal kemunduran yang disebut mild cognitive impairment (MCI)
atau gangguan kognitif ringan. Penyakit pikun atau demensia sendiri jika
terjadi penurunan yang sangat parah dari fungsi kognitif, bukan hanya fungsi
mengingat tetapi fungsi daya pikir yang lain seperti kesuliltan dalam
memutuskan sesuatu, melakukan sesuatu dalam urutan, atau adanya gangguan
emosional dan perilaku terkait penyakit demensia.
Kebanyakan pasien lansia yang mempunyai
penyakit pikun datang ke psikiater karena mengalami gejala-gejala gangguan
perilaku dan emosional. Mereka bisa mengalami halusinasi dan gangguan daya
pikir, curiga kepada sekitar atau takut kalau ada orang-orang yang ingin
berbuat jahat kepada dirinya. Sering kali mereka mengatakan ada orang-orang
atau teman-temannya yang sudah meninggal dan datang mengunjungi pasien. Pada
pemeriksaan status mental di klinik biasanya mereka sering kali
mengulang-ngulang cerita atau bahkan diam sama sekali. Pasien yang mengalami
kepikunan yang parah hidupnya sudah sangat tergantung dengan orang lain dan
cenderung menjadi “bayi dewasa”.
·
Tingkatkan Kualitas Hidup Lansia
Sesuai dengan tema hari kesehatan jiwa
sedunia 7 April untuk Indonesia tema yang diambil adalah “Menuju Tua Sehat,
Mandiri dan Produktif” maka banyak hal-hal yang bisa kita persiapkan dari
sekarang. Ada beberapa di antara kita yang 20-40 tahun ke depan akan masuk ke
dalam kategori lansia dan persiapan ke arah sana sudah perlu disiapkan dari
sekarang. Selain menjaga kesehatan fisik dan mental, kesiapan ekonomi dan
produktivitas juga saat ini mungkin sudah perlu dipikirkan. Kita berharap kita
bukan menjadi orang-orang lansia pensiun yang jadi tergantung dengan anak-anak
kita nanti walaupun secara budaya hal itu biasa terjadi di Indonesia. Semoga
kita semua dapat mempersiapkan diri dari sekarang.
Kesimpulan
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Setelah
seseorang memasuki masa lansia, umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
patologis (tidak sehat) berganda, misalnya: tenaga berkurang, energi menurun,
kulit keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi
fisik yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat
ganda. Hal ini menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis,
maupun sosial, sehingga dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada
orang lain. Dalam hal ini, agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat,
maka perlu menyelaraskan kebutuhan fisik dengan kondisi psikologis maupun
sosial, sehingga mau tidak mau, perlu untuk mengurangi kegiatan yang bersifat
mem-forsir fisiknya. Seorang lansia perlu mengatur cara hidupnya dengan baik,
misalnya makan, tidur, istirahat, dan olah raga yang seimbang.
Ada dua tahapan siklus hidup menurut
Erickson, yaitu Integrity vs
Despair (Integritas dan Kekecewaan). Kemudian,
terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan mental :
·
Perubahan fisik khususnya organ perasa.
·
Kesehatan umum
·
Tingkat pendidikan
·
Hereditas
·
Lingkungan
Menurut wahyudi
nugroho, dalam keperawatan gerontology, gangguan mental pada lansia, antara
lain agresi, kemarahan, kecemasan, kekacauan mental, penolakan, ketergantungan,
depresi, manipulasi, mengalami rasa sakit, kehilangan rasa sedih, dan kecewa.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,
1999., Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Erlangga, Jakarta.
www.psikomedia.com/article/view/Psikologi-Perkembangan/2145/Psikologi-Lansia/
kuliahpsikologi.dekrizky.com/masa-dewasa-lanjut
blog-indonesia.com/blog-archive-12132-393.html
pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf
25 komentar:
makasih info nya
Mau tanya dok,kalo semakin tua semakin bertambahnya emosi itu termasuk faktor lansia juga bukan ya ?trims
luar biasa pengobatan asam urat
Obat Gagal Ginjal Tradisional
Obat Fimosis Pada Anak
Obat sariawan yang ampuh untuk balita tradisional
Obat Fimosis Yang Aman Pada Bayi
Obat Alami Bengek Pada Anak
Obat Luka Agar Tidak Berbekas
Obat Luka Akibat Jatuh Dari Motor
Obat Herbal Tersiram Air Panas
Obat Luka Borok Bernanah
Dampak Risiko Penyakit Diabetes
Kisah Sembuh Dengan Transplantasi
Cara Mengurangi Mata Minus Secara Alami
Menahan Kencing Dapat Menyebabkan Batu Ginjal
Cara Menyembuhkan Mata Minus Dengan Cepat
Kanker serviks atau kanker leher rahim menyebabkan kematian No. Gejala Kanker Serviks Yang Wajib Diketahui Wanita
Ada di antara kalian pendatang diwaktu ini ke luar sana. Cara Mencegah Penyakit Kanker Ginjal Dengan Sayuran
Siapa yg tak tahu tempe? Atau tahu? Atau lain kedelai olahan. Pencegahan Penyakit Kanker Prostat Dengan Kedelai
Kanker paru-paru yaitu penyakit yg diam-diam mematikan. Gejala-gejala Kanker Paru-paru Yang Wajib Diketahui
Biarpun tak ada trik yg terbukti utk mencegah kanker lidah. Cara Mudah Mencegah Penyakit Kanker Lidah
Gejala Penyakit Mata Glaukoma Dan Pengobatan Alami
Olahraga Yang Aman Untuk Penderita Ayan
Olahraga Yang Aman Untuk Penderita Ayan
daftar negara dengan rasio hutang paling tinggi
penyebab kenapa mata sering berkedut tak jelas
5 jenis olahraga ringan yang bikin tubuh tetap bugar
khasiat sehat dari segarnya buah jambu air
thank for to information, thanks to your article. Thank you, I've recently been searching for information about this topic for a while and yours is the greatest I have found out so far. berikut ini adalah artikel yang membahas tentang Agen Vig Power Capsule Padang || Cara Merangsang Wanita, Cara Membuat Wanita Ketagihan Berhubungan Intim || Obat Ejakulasi Dini Herbal || Penyebab Sperma Encer || Obat Pembangkit Girah Seksual || semoga bisa berguna dan dimanfaatkan dengan baik. Atas kekurangannya saya ucapkan mohon maaf, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.. hee
Telinga Dapat Menebak Kondisi Kesehatan Tubuh Terima kasih semoga bermanfaat :)
Telinga Dapat Menebak Kondisi Kesehatan Tubuh Terima kasih semoga bermanfaat :)
Cara Mengobati Kanker Rahim atau Kanker Serviks Thank for your share and i think this your article its so good.
Cara Mengobati Kanker Rahim atau Kanker Serviks Thank for your share and i think this your article its so good.
Obat Miom Alami dan Ampuh Tanpa Efek Samping
Miom merupakan penyakit sejenis tumor jinak yang bisa berubah menjadi tumor ganas akibat beberapa faktor. Penyakit yang satu ini harus segera diobati jika tidak mau menyebabkan dampak yang buruk dimasa depan Anda.
Obat Miom Alami dan Ampuh Tanpa Efek Samping
Miom merupakan penyakit sejenis tumor jinak yang bisa berubah menjadi tumor ganas akibat beberapa faktor. Penyakit yang satu ini harus segera diobati jika tidak mau menyebabkan dampak yang buruk dimasa depan Anda.
oh ya terimakasih banget infonya dan juga artikelnya bagus mudah dipahami Obat Herbal Asam Urat
Obat Penyakit Radang Selaput Ginjal
Obat
Pembengkakan Prostat Pilihan Terbaik
Gejala Leukimia Pada
Anak-anak
Tanda Terserang Penyakit Kanker
Usus Besar
Obat Alami Kaki
Bengkak Pada Ibu Hamil
Cara Efektif Mengobati Abses Otak
Bahaya Minum Air ES
Ciri-Ciri Penderita Tukak Lambung
Obat Luka Akibat
Tersiram Air Panas
Tips Untuk
Menghilangkan Tumit Pecah-Pecah
Jenis Olahraga
Untuk Penderita Jantung
Obat Menurunkan Kadar
Leukosit
Posting Komentar