Diberdayakan oleh Blogger.
Banyak Membaca Banyak Tau!!!
Pasang Iklan Gratis
Pasang Iklan Gratis

STUDI KASUS ANAK NORMAL BERMASALAH


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir 5-9 tahun adalah:
·       Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
·       Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
·       Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
·       Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita.
·       Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
·       Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
·       Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tatakrama dan tingkatan nilai.
·       Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
·       Mencapai kebebasan pribadi.
Masa perkembangan anak yang diwarnai dengan perilaku menjengkelkan, membuat naik pitam atau frustrasi. “Kalau seseorang menyarankan ‘ya’, anak akan mengatakan ‘tidak’. Kalau kita berpendapat ‘hitam’, ia bersikeras ‘putih’. Jika kita larang, ia malah melakukannya,” ujar Dra. Shinto Adelaar, M.Sc. saat tampil sebagai pembicara dalam seminar tentang Your Defiant Child (Anak Suka Menentang) yang diselenggarakan Janssen Pharmaceutica bekerjasama dengan BP Pendidikan Yayasan Patmos beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurut psikiater anak Dr. Dwidjo Saputro, Sp.KJ, ciri-ciri anak menentang antara lain emosi yang mudah meledak, sikapnya selalu menjengkelkan orang lain, senang berdebat atau beradu pendapat dengan orang dewasa, selalu menentang atau membangkang, tidak patuh pada peraturan atau tuntutan orang dewasa, selalu menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri, mudah tersinggung atau merasa diganggu oleh orang lain, selalu marah-marah, dan selalu ingin balas dendam. “Ciri-ciri perilaku ini mengakibatkan anak tidak dapat diterima oleh lingkungannya, bahkan menimbulkan masalah dalam belajar maupun fungsi kehidupan lainnya,” lanjut Dwidjo pada kesempatan yang sama.
Sikap anak seperti ini memang menjengkelkan. Hanya saja, “Sikap ini sebenarnya bisa merupakan bagian dari mulai tumbuhnya kemandirian dan kemampuan untuk mengemukakan diri. Di usia ini, kebanyakan anak mulai menguji otonominya dan mencoba melakukan berbagai hal atas inisiatifnya sendiri,” ujar. Shinto. Tindakan atau inisiatif tersebut, lanjut Shinto, adakalanya tidak sesuai atau mengkhawatirkan orang tua, sehingga orang tua melarangnya dan anak merasa terhambat otonomi atau inisiatifnya.  Akibatnya, anak dapat bereaksi positif, yaitu patuh, atau sebaliknya, bersikap negatif dengan menolak untuk patuh atau bersikeras melakukan hal yang dilarang.
Sikap menentang ini salah satunya mendapati anak susah mandi yang membuat orangtuanya resah. Karena bagaimanapun juga mandi merupakan aktivitas yang harus dijalani secara rutin minimal dua kali sehari. Selain untuk menjaga kesehatan, mandi juga penting agar tubuh selalu bersih dan segar. Dan biasanya, bagi anak yang malas mandi pasti ada saja alasan yang akan dilontarkan. Mulai takut mata pedih saat terkena shampo atau sabun, mengulur waktu sampai akhirnya tak mau mandi dengan alasan sudah malam, dan beribu alasan lainnya.
Berhubungan dengan ini, seorang ibu mengeluhkan bahwa anaknya susah jika disuruh mandi. Padahal teman-teman bermainnya setiap sore hari biasa dalam keadaan sudah mandi. Anaknya ini memang memiliki pikiran bahwa mandi tidak mandi sama saja, ini dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dari sejak kecil, kedua orang tuanya sibuk bekerja dari pagi sampai maghrib sehingga tidak ada waktu untuk mengurusi anaknya khususnya mandi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti :
1.     Apakah yang menjadi faktor penyebab anak malas mandi?
2.     Latar depan masalah yang terjadi?
3.     Apa saja solusi Mencegah terjadinya masalah pribadi pada anak?
4.     Bagaimana mengatasi anak malas mandi?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui :
1.     Faktor penyebab anak malas mandi
2.     Latar depan masalah yang terjadi
3.     Solusi Mencegah terjadinya masalah pribadi pada anak
4.     Cara mengatasi anak malas mandi
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dibahas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.     Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang factor penyebab, solusi pencegahan,  dan cara mengatasi anak malas mandi
2.     Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
3.     Bagi keluarga
Memberi informasi kepada orang tua tentang tugas perkembangan  anak.
4.     Bagi klien
Dapat meningkatkan motivasi untuk hidup bersih dan sehat, khususnya mandi.



BIODATA
A. Identitas Siswa
Nama lengkap             : MFA
Nama Panggilan         : A
Jenis Kelamin             : Laki-laki
Tempat / Tgl Lahir     : B, 2 Juni 2003
Alamat                        : C
Agama                        : Islam
Suku                            : Jawa
Jumlah Bersaudara     : II (Dua)
Anak ke                       : II (Kedua)
Bahasa Sehari – hari   : Indonesia Campur Sunda
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
Nama                          : MS
Pekerjaan                    : Dagang
Agama                        : Islam
Alamat                        : C
Pendidikan terakhir    : SMA
2. Ibu
Nama                          : SS
Pekerjaan                    : Dagang
Agama                        : Islam
Alamat                        : C
Pendidikan terakhir    : SMP
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS ANAK YANG MALAS MANDI
A. Gambaran Masalah
A adalah salah satu siswa yang duduk di kelas IV SD Negeri 1 C Kab. B, saat ini A sudah berumur 9 Tahun, ia adalah anak ke- 2 dari 2 (Dua) bersaudara, anak ini berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, dimana ayah dan ibunya merupakan penjual gudeg jogja yang setiap harinya berangkat dari pagi hingga magrib. Sehingga waktu bersama anaknya  sangat terbatas.
Setelah saya mengadakan wawancara terhadap A dan ibunya, maka saya dapat menyimpulkan bahwa anak ini mengalami masalah dimana ia termasuk anak yang malas mandi. Karena sudah menjadi kebiasaan sewaktu kecilnya, A kurang adanya perhatian orang tua yang kedua-duanya sibuk.
Dan saya memperoleh informasi tentang A, ternyata anak ini seharian bermain di luar tanpa ingat makan atau apapun karena terlalu asyik dengan permainannaya. Hal ini juga yang menyebabkan dia malas mandi, padahal semestinya waktu magrib pun dalam keadaan sudah mandi seperti teman-teman sebaya lainnya.
Menurut informasi yang saya peroleh dari ibunya, jika A tidak disuruh mandi, ia tidak akan pernah mandi, dan ketika mau mandi pun, ia harus dipaksa bahkan sampai dimarah-marahi dulu. Padahal setiap keinginannya yang dimana bapak ibunya sanggup, selalu mereka penuhi. Setiap ada kesempatan waktu bersama, ibunya selalu menyempatkan mendidik  dan mengarahkan  A untuk hidup mandiri seperti mandi, makan, mengaji, dan berangkat sekolah tanpa harus disuruh.
Sebetulnya masalah yang dialami oleh A dapat diatasi, apabila anak ini dibimbing secara terus menerus tanpa harus ada reward tapi melakukannya dengan senang hati karena kebaikan itu juga untuk dirinya sendiri, selain itu hal ini disebabkan karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing – masing untuk menghidupi keluarganya, jadi A mengalami masalah seperti ini disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tuanya.
B. Faktor-faktor Anak Malas Mandi
Masalah yang dihadapi A disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya dan faktor dari luar atau lingkungannya.

Dengan mengumpulkan berbagai data yaitu dengan wawancara maka dapat diketahui factor-faktor anak ini malas mandi  yaitu :
1.     Pola asuh orang tua yang permissive
2.     Orang tua memenuhi keinginanya jika menuruti perintah, salah satunya mandi, sehingga ia kebiasaan mandi bukan karena dirinya tapi karena ada keinginan
3.     Ia sudah berpikiran “Mandi atau tidak mandi sama saja, justru ribet jika memakai handuk dan  mengganti pakaian”
4.     Asyik bermain seharian sehingga lupa waktu
5.     Kebiasaan sewaktu kecilnya jarang dimandikan karena ibunya selalu pulang maghrib
6.     Waktu orang tua yang terbatas untuk mengurusinya
C. Latar Depan Masalah
Dengan memperhatikan masalah yang dihadapi oleh A, maka beberapa kemungkinan yang dapat timbul dari masalah anak ini adalah :
1.     Anak akan terbiasa tidak memperhatikan kebersihan khususnya untuk dirinya sendiri (jorok)
2.     Ia susah menerima bimbingan dari orang lain, dengan demikian dia cenderung keras kepala atau tidak mau ditentang
3.     Anak kurang diterima di lingkungannya
D. Solusi Pencegahan
Masalah malas mandi  yang terjadi pada diri A tidak harus terjadi, apabila faktor – faktor yang mendorong tingkah lakunya tersebut dapat dihindari. Untuk mencegah masalah malas mandi  pada A, orang tua dapat melakukan usaha sebagai berikut:
1.     Orang tua menerapkan disiplin pada anak
2.     Mengidentifikasi tindakan anak yang positif maupun yang negatif
3.     Melakukan pendekatan secara pribadi pada anak
4.     Menumbuhkan motivasi yang kuat pada diri A sehingga ia memiliki rasa cinta kebersihan yang tinggi khususnya untuk dirinya sendiri
E. Usaha Mengatasi Masalah
Usaha mengatasi masalah yang dialami oleh A, maka untuk kepentingan bimbingan dilakukan sebagai berikut :
1.     Mencari tahu penyebab masalah yang terjadi
2.     Menyusun solusi setelah mengetahui penyebab masalah
3.     Memberikan tugas kepada anak
4.     Memberikan dan menyediakan kesempatan belajar bagi anak sesuai dengan kemampuannya
F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Usaha Bimbingan
Pihak yang terlibat dalam penanganan bimbingan ini adalah sebagai berikut :
1.     Kedua orang tua
2.     Teman – teman bermainnya
3.     Guru
G. Pengumpulan Data
Masalah yang dialami A akan terungkap secara gamblang bila berbagai kegiatan pengumpulan data yang cermat dilakukan sebagai berikut :
1.     Melakukan wawancara langsung dengan anak yang bersangkutan
2.     Melakukan wawancara dengan ibunya
3.     Melakukan wawancara dengan teman bermainnya

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Masalah (malas mandi) yang dialami oleh seorang anak tidak muncul begitu saja. Tetapi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Untuk mencegah masalah malas mandi  pada anak, orang tua dapat melakukan usaha antara lain, orang tua menerapkan disiplin pada anak, mengidentifikasi tindakan anak yang positif maupun yang negative, melakukan pendekatan secara pribadi pada anak, menumbuhkan motivasi yang kuat pada diri anak sehingga ia memiliki rasa cinta kebersihan yang tinggi khususnya untuk dirinya sendiri.
Untuk mengatasi masalah yang dialami oleh anak yang malas mandi, maka untuk kepentingan bimbingan dilakukan usaha antara lain, mencari tahu penyebab masalah yang terjadi, menyusun solusi setelah mengetahui penyebab masalah, memberikan tugas kepada anak, memberikan dan menyediakan kesempatan belajar bagi anak sesuai dengan kemampuannya.


REFERENSI :